Mobile Commerce: Tren Belanja dari Smartphone yang Terus Naik

Ilustrasi mobile commerce dengan smartphone, ikon belanja online, dan pembayaran digital.

Mobile commerce semakin naik di 2025. Simak tren belanja lewat smartphone, faktor pendorong, hingga dampaknya bagi konsumen dan bisnis.

Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat berbelanja. Jika sebelumnya e-commerce banyak diakses melalui desktop, kini smartphone menjadi perangkat utama. Fenomena ini dikenal dengan istilah mobile commerce (m-commerce).

Di tahun 2025, tren mobile commerce diprediksi semakin naik seiring dengan meningkatnya penetrasi internet, perkembangan aplikasi belanja, dan adopsi pembayaran digital. Artikel ini akan membahas bagaimana mobile commerce tumbuh, faktor pendorongnya, serta dampaknya bagi bisnis dan konsumen.


1. Apa Itu Mobile Commerce?

Mobile commerce adalah aktivitas jual beli barang dan jasa melalui perangkat mobile seperti smartphone dan tablet.

  • Contohnya: belanja di aplikasi e-commerce, melakukan pembayaran lewat mobile banking, hingga membeli tiket lewat aplikasi.
  • M-commerce berkembang pesat karena smartphone kini bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat transaksi digital.

2. Faktor Pendorong Pertumbuhan Mobile Commerce

a. Peningkatan Penggunaan Smartphone

Jumlah pengguna smartphone terus meningkat, bahkan di negara berkembang.

b. Kemudahan Aplikasi Mobile

Aplikasi e-commerce dirancang dengan antarmuka yang user-friendly dan lebih cepat dibanding website.

c. Pembayaran Digital yang Praktis

Dompet digital (e-wallet) seperti GoPay, OVO, Dana, dan ShopeePay memudahkan transaksi hanya dengan satu klik.

d. Teknologi 5G

Kecepatan internet yang lebih stabil mempercepat akses aplikasi belanja, streaming, hingga pembayaran online.


3. Tren Mobile Commerce di 2025

a. Belanja Sosial (Social Commerce)

Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook semakin terintegrasi dengan fitur belanja. Pengguna bisa langsung membeli produk dari postingan atau live streaming.

b. Personalisasi Belanja

Aplikasi mobile menggunakan AI untuk merekomendasikan produk sesuai preferensi pengguna.

c. Voice Commerce

Perintah suara (voice assistant) seperti Siri, Alexa, atau Google Assistant mulai digunakan untuk mencari dan membeli produk.

d. Augmented Reality (AR) Shopping

Pengguna bisa mencoba produk secara virtual melalui kamera smartphone, misalnya mencoba kacamata, baju, atau furnitur.

e. One-Click Payment

Transaksi makin cepat dengan metode pembayaran sekali klik, meningkatkan kenyamanan pengguna.


4. Dampak Mobile Commerce

Bagi Konsumen

  • Lebih praktis: belanja kapan saja dan di mana saja.
  • Banyak pilihan: akses ke ribuan produk hanya dalam satu aplikasi.
  • Promo dan diskon eksklusif: banyak aplikasi menawarkan cashback dan voucher hanya untuk pengguna mobile.

Bagi Bisnis

  • Akses pasar lebih luas: bisnis bisa menjangkau konsumen di berbagai daerah.
  • Data konsumen lebih detail: aplikasi mencatat preferensi pengguna, sehingga kampanye lebih efektif.
  • Persaingan ketat: bisnis harus lebih kreatif agar tidak kalah dengan kompetitor.

5. Tantangan Mobile Commerce

  1. Keamanan Data: Risiko pencurian data dan penipuan digital masih menjadi perhatian.
  2. Konektivitas Internet: Tidak semua wilayah memiliki akses internet stabil.
  3. Keterbatasan Layar Smartphone: Tampilan produk terbatas dibandingkan belanja lewat desktop.

Kesimpulan

Mobile commerce kini menjadi tulang punggung e-commerce global. Dengan kenyamanan, personalisasi, dan teknologi baru seperti AR dan voice commerce, tren ini akan terus naik di 2025.

Bagi konsumen, belanja semakin mudah dan cepat. Bagi bisnis, mobile commerce adalah peluang sekaligus tantangan untuk menciptakan pengalaman belanja yang lebih menarik, aman, dan personal.

Baca juga :

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *